Vihara yang berupa ruko dua lantai di Jalan Tiang Bendera I No. 65, Jakarta Barat ini adalah tempat tinggal Bhiksuni Guna Sasana. Dari sinilah awal mula beliau berkarya hingga mendirikan LPA Guna Nanda, Samatha Meditation Center, Vihara Dharmasagara Guna Grha, dan Wisma Kasih Lansia Bina Sejahtera.
Pada tahun 2004, Caitya Dharma Graha sempat terkena kebakaran sebagian kecil, kemudian direnovasi. Selama enam bulan masa renovasi, kebaktian sementara dipindahkan ke sebuah ruko di Pantai Indah Kapuk yang dipinjamkan oleh Bapak Amin Limantoro.
Pada tahun 2013, Caitya Dharma Graha diperluas setelah membeli dua kavling total seluas 150 m2 di belakang caitya yang dijual oleh pemiliknya. Proses pemugaran memakan waktu selama satu tahun. Usai pemugaran diadakan upacara pemberkahan purna pugar pada tanggal 29 September 2013, sekaligus nama Caitya Dharma Graha berganti menjadi Vihara Guna Dharma, bertepatan dengan ulang tahun Bhiksuni Guna Sasana yang ke-66.
Bhiksuni Guna Sasana mulai menetap di sini enam bulan setelah kerusuhan Mei 1998, setelah ruko yang sebelumnya ditempatinya di Krekot rusak parah menjadi korban amuk massa. Ruko di Jalan Tiang Bendera ini sebelumnya adalah sebuah restoran. Setelah direnovasi sedikit, akhirnya diubah menjadi caitya yang kemudian diberi nama Caitya Dharma Graha. Penggunaannya diresmikan oleh Direktur Urusan Agama Buddha Departemen Agama Republik Indonesia yang saat itu dijabat oleh Bapak Kol. Pol. Drs. Budi Setiawan, M.Sc. pada tanggal 4 Oktober 1998
Kebaktian rutin di Vihara Guna Dharma diadakan pada hari Minggu dan Upavasatha. Pada Minggu pagi pukul 09.30 diadakan Kebaktian Sekolah Minggu, lalu pukul 11.00 Kebaktian Remaja dan Pemuda dalam bahasa Sanskerta.
Sedangkan Kebaktian Umum dalam bahasa Mandarin diadakan setiap Hari Upavasatha (Ce It dan Cap Go) pukul 7 malam. Saat Ce It diisi sesi ceramah, sedangkan saat Cap Go diisi upacara ritual pembacaan Sutra.
Vihara Guna Dharma juga memiliki kegiatan-kegiatan rutin selama satu tahun, yaitu Kebaktian Tahun Baru Imlek, Hari Besar Avalokitesara Bodhisattva 3x dalam setahun, Permandian Buddha Rupang (Yu Fo), Hari Besar Ksitigarbha Bodhisattva, dan Hari Ibu. Selain itu Vihara Guna Dharma juga melayani pemberkahan pernikahan.
Salah satu perayaan yang selalu antusias diikuti umat adalah Hari Ibu. Acara diisi dengan renungan betapa besar jasa seorang ibu kepada anak-anaknya. Juga ada ritual mencuci kaki ibu. Ritual ini tidak hanya diikuti oleh anak Sekolah Minggu, tapi juga oleh umat dewasa. Kemudian anak memberikan hadiah atau setangkai bunga kepada ibunya.
Mencuci kaki ibu adalah sebagai simbol seorang ibu tidak pernah enggan merawat anaknya, betapapun kotor anaknya dari bayi hingga dewasa. Seorang ibu tidak pernah merasa jijik. Sewaktu kecil, kita yang dirawat oleh orangtua, maka sekarang gantian kita yang merawat orangtua yang disimbolkan dengan mencuci kaki mereka.
Acara ini menimbulkan keharuan yang begitu mendalam, karena anak bisa mengekspresikan rasa bakti mereka pada orangtua, yang mungkin dalam kehidupan sehari-hari merasa sungkan untuk diungkapkan. Memeluk atau mencium pipi ibu sebagai tanda kasih sayang bagi beberapa orang mungkin agak sungkan untuk dilakukan.
Ada yang unik dalam tradisi perayaan hari besar di Vihara Guna Dharma. Meskipun vihara Mahayana, namun Vihara Guna Dharma merayakan Asadha, Kathina, dan Magha Puja yang biasanya tidak lazim dirayakan oleh vihara Mahayana. Ini karena para pemuda Vihara Guna Dharma menerima pengajaran Agama Buddha di sekolahnya berdasarkan kurikulum Theravada, sehingga Bhiksuni Guna Sasana mengizinkan pemuda merayakan hari raya-hari raya tersebut.
Selain itu, Vihara Guna Dharma bersama-sama dengan vihara dan panti di bawah binaan Bhiksuni Guna Sasana mengadakan program Silasikha dan Pekan Penghayatan Dhamma (PPD) serta Dharma Joy secara rutin tiap tahun yang diselenggarakan di Samatha Meditation Center.
Vihara Guna Dharma juga aktif dalam kegiatan sosial. Baksos sembako diadakan secara rutin tiap Imlek, Waisak, dan Ulambana. Baksos dalam rangka Ulambana sendiri diadakan serentak di Vihara Dharma Graha, Vihara Dharmasagara Guna Grha, LPA Guna Nanda, Wisma Kasih, dan Samatha Meditation Center. Total paket sembako yang dibagikan bisa mencapai 1200 paket. Juga ada baksos pembagian 200 nasi bungkus tiap Cap Go kepada warga sekitar yang memerlukan. Donor darah juga diadakan secara rutin tiap 3 bulan.
Sedangkan Baksos Waisak biasanya diadakan di daerah Jawa Tengah, berpindah-pindah vihara. Di tahun 2015, baksos juga diadakan di daerah Pontianak, Singkawang, Kalimantan Barat. Baksos ini diadakan sejak awal Bhiksuni Guna Sasana tinggal di Caitya Dharma Graha hingga kini. Biasanya dilakukan menjelang Waisak. Tidak hanya sembako, kadang juga memberikan bantuan dana jika ada vihara yang perlu dana untuk perbaikan.
Vihara Guna Dharma juga juga kadang mengadakan Dharma Talk yang diadakan di vihara atau menyewa tempat di luar vihara. Yang pernah jadi pembicara antara lain dr. Boyke yang membahas tentang keluarga dan dr. Tan Shot Yen yang membahas tentang kesehatan.
Jl. Tiang Bendera I/65
Jakarta Barat, Jakarta
Telp. (021)6908450
WA : 085591362516
Instagram : viharagunadharma
Facebook : Vihara Guna Dharma
Email : viharagunadharma65jakbar@gmail.com